93 artis1 compress5
in

Dicecar ‘Artis Hijrah’, Ini Jawaban Cerdas UAS soal Aurat, Maulid, Yasin-Tahlil yang Dinilai Bidah

Ikhtisar – Video pendek ini sudah ditonton 1,2 juta pemirsa. Diunggah 13 Nov 2019 lalu. Tapi, hari ini, Senin (9/3/2020) kembali ramai di grop Medsos. Maklum, isinya Para ‘artis hijrah’ sedang curhat, mencecar Ustad Abdul Somad (UAS) tentang Artis yang disebutnya, haram.

Ada lagi pertanyaan, bagaimana hukum membaca yasin-tahlil, mengirim doa untuk mayit yang selama ini mereka anggap bidah. “Ustad, banyak sekali dishare, bahwa, artis itu tidak boleh. Kita sebagai artis, katanya, haram! Bagaimana Pak Ustad,” tanya seorang  perempuan dengan nada tegas.

Apa jawab UAS? Ia langsung menukil pendapat jumhur ulama, yang telah menetapkan kaidah ‘AlAshlu alal asya’i alibahah’. Asal segala sesuatu dalam Islam, itu boleh. Bukan haram, tetapi boleh.

“’Al-Ashlu alal asya’i al-ibahah. Makanya yang ada itu label haram, bukan label halal. Di mana letaknya haramnya (artis red.)? Pertama, karena membuka aurat. Kalau yang diperankan itu seorang ibu, pakai jilbab, pakaiannya longgar, meski 20 episode, kalau tidak buka-buka aurat, di mana letak haramnya? Tidak ada,” jawab UAS.

Kedua, ada sentuhan kulit lawan jenis, keduanya tak mahrom. “Sementara selama 20 episode, itu peran dia tidak ada sentuhan lawan jenis tak mahrom. Dia perankan seorang ibu di panti jumpo, itu tidak bersentuhan dengan orang lawan jenis.  Jadi, harus dilihat di mana letak haramnya,” tambahnya.

UAS lalu bercerita: Ada orang bertanya, Ustad itu ada tari persembahan yang haram. “Ada kan tari persembahan untuk menyambut bupati, gubernur dan segala macam. Saya tanya, di mana letak haramnya? Jawabnya di situ dipakai kata pesembahan. Nah, kalau begitu, ganti saja dengan tari welcome. Tetap haram ustad, karena yang menari itu anak-anak gadis, bagaimana? Oke, kalau begitu, ganti saja dengan anak-anak TK. Beres kan?” jelasnya.

“Nah, salah satu sampel yang saya sampaikan (untuk Artis) adalah haram karena membuka aurat, haram karena bersentuhan laki perempuan yang bukan mahrom. Betapa banyak, orang mengirimkan film-film pendek ke saya yang, tidak ada unsur haramnya, tetapi, menyentuh hati.”

“Yang paling saya ingat adalah film ketika ada seorang gila yang tidur di depan ruko, lalu diusir-usir, dan ternyata dia juga yang menyelamatkan took itu dari pencurian. Ini tidak haram, dan menyentuh hati,” urainya sambil berharap mengapa kita (artis-artis) tidak membuat film tanpa mempertontonkan aurat, tanpa melanggaran ajaran agama.

UAS juga bercerita soal film pendek China. Ada seorang direktur perempuan, numpang mobil karyawannya, biasa-biasa saja. Akhirnya di tengah jalan dirampok, dan perempuan itu kemudian menelepon, rupanya dia atasan, datanglah helikopter yang memporak-porandakan para preman. “Ini tidak ada unsur haramnya, dan menyentuh hati,” jelas UAS.

Karena itu, ujar UAS, mudah-mudahan para artis yang berhijrah, beribadah, tahajjud, dengan begitu Allah memberikan ide-ide kreatif, membuat  film-film pendek, mungkin tidak untuk bioskop dan justru berjuta-juta yang melihatnya. “Film-film agama paling tinggi ditonton 800 ribu orang, kalau lewat film-film pendek (sebar di medos) bisa berjuta-juta,” terangnya.

“Hijrah tidak membuat berhenti berkarya. Tetapi sebelum hijrah, filmnya naudzubillah, setelah hijrah filmya bisa mengingatkan kita semua, mengingatkan kepada kebaikan-kebaikan,” tambahnya sambil menjelaskan bagaimana caranya menebus dosa-dosa masa lalu.

93 artis2

Bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi yang katanya bidah? “Yang jawab bukan Ustad Abdul Somad, tetapi, Al-Haafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani. Kalau sudah disebut al-hafidz, hafalan haditsnya sudah 300 ribu hadits,” tegas UAS.

Lebih Hina dari Pelepah Kurma

Lalu, ia melempar tanya: Kemarin 10 Muharram, ibu puasa apa tidak? Kalau puasa, namanya puasa apa?  Puasa Asyura? Kenapa disebut puasa asyura? Karena hari itu Allah swt menyelamatkan Musa As. Padahal Allah Swt menyelamatkan Musa itu satu kali, tetapi, setiap tahun diulang-ulang, diperingati, disunnahkan puasa.

“Apa hubungannya dengan Maulid? Kalau selamatnya Musa boleh disyukuri, maka, adakah nikmat yang lebih besar untuk disyukuri? Ada! Adalah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Yang ngomong siapa? Al-Haafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, ulama yang hafal 300 ribu hadits,” jelasnya.

UAS lalu membandingkan: Ada ulama yang hafal 300 hadits mengatakan boleh, tetapi, ada ustadz yang cuma hafal 3 hadits, itu pun kalau laptopnya hidup, melarangnya. “Bapak ibu, saya tidak mau paksa ikut saya.

Tetapi saya cuma mengingatkan, kalau saya ikut Al-Haafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, kalau bapak ibu mau ikut yang cuma hafal tiga hadits, terserah,” jawabnya diambut geer hadirin.

Ketiga, tentang musik. Buka kitabnya namanya Fiqh al-Ghina’ wa al-Musiqi, penulisnya Syaikh Yusuf Qardhawi, Ketua Ikatan Ulama sedunia. Kata beliau musik itu seperti omongan, kalau isinya baik, maka, boleh. Kalau isinya tidak baik, maka, tidak boleh.

Apa hukum orang baca Yasin-Tahlil untuk orang mati? Baca Yasin untuk orang meninggal, sampai apa tidak? Memang pernah ada raportnya? “Nabi pernah lewat makam, lalu, mengambil pelepah kurma.

Untuk apa? Kata Nabi, ini pelepah kurma bertasbih dan sampai kepada orang yang mati. Kata Imam An-Nawawi, kalau tasbih pelepah kurba saja sampai kepada orang mati, apalagi bacaan Alquran orang beriman.

Kalau ada orang mengatakan bacaan Alquran Abdul Somad tidak sampai, berarti orang itu menghina saya, mengatakan saya lebih hina dari pelepah kurma,” jelasnya

What do you think?

Written by admin

images 8

Fatwa MUI soal Hindari Dulu Salat di Masjid, Ini Kata Ustadz Abdul Somad

193 burdah compress62

Cegah Covid-19, Warga Gelar Doa Bersama Dan Keliling Kampung Sambil Baca Burdah