Screenshot 20200131 170902 Instagram resize 8
in

Terima Kasih Mantan, Berkat Kau Sakiti, Aku dan Dia Melangkah ke Pelaminan

Terima kasih mantan

Hasrat melaju kencang lalu tersesat, terbuai cinta yang tak semestinya. Berjuang sendiri tanpa diimbangi, jua bertahan meski tak diingini. Sebelum Allah mempertemukanku denganmu, aku pernah disukai 3 laki-laki dalam satu pertemanan. Mereka adalah teman dekatku.

Entah kenapa mereka menyatakan cinta pada saat yang bersamaan, sempat aku berpikir mereka hanya menjadikanku bahan taruhan. Ternyata dugaanku salah, mereka sungguh-sungguh menyukaiku.

Singkat cerita, pilihanku jatuh pada Ubay, laki-laki yang usianya 3 tahun di atasku. Aku memilihnya karena dia yang paling berjuang di antara yang lain. Sejak bersama dia, hari-hariku mulai terisi penuh, tak sekosong biasanya. Dia baik, cukup dewasa, sabar dan selalu ada buat aku.

Setahun, dua tahun, tiga tahun baik-baik saja. Tetapi di tahun selanjutnya dia mulai berubah. Perubahannya sangat drastis, entah kenapa menjadi kasar, pemarah, bahkan sering berbohong. Bodohnya aku masih saja di sisinya. Padahal hubungan itu sudah tidak layak untuk dipertahankan.

7 tahun lamanya aku dan dia bersama, hingga apa yang aku takutkan bernar-benar terjadi. Sejak wanita itu muncul, semuanya berubah. Wanita itu bukan hanya masuk kehidupannya tapi juga merebutnya dariku. Aku mencoba sabar tapi kesabaranku dipermainkan, aku mencoba memaafkan tapi maafku diacuhkan. Akhirnya dia memutuskanku dan mereka menjalin cinta sampai kini. Aku dibuang begitu saja seperti tidak pernah dicintai. Advertisement

Kesedihan yang tak bisa dijelaskan, perasaan yang tak mampu dilukiskan. Terlalu parah sakit yg kurasakan, sampai akhirnya Tuhan mendatangkan kamu yang dulu hilang. Seolah memberikan pengganti pada kosongnya hatiku. Siang itu tiba-tiba kita bertemu, aku yang lebih dulu melihatmu. Awalnya aku ragu, aku takut salah kalau memanggil. Tapi, ketika melihat kedua kali, aku yakin bahwa itu adalah kamu.

Langsung aku teriaki namamu di tengah keramaian, tak sedikit yang menoleh dan salah satunya kamu. Tak sia-sia usahaku kamu pun datang menghampiriku. Di bawah terik matahari kita saling menyapa menukar pertanyaan dan sesekali menebar senyuman. Obrolan yang cukup singkat tapi bermakna, sampai akhirnya kamu meminta nomor handphone-ku lagi.

Malamnya kamu menelfon, melanjutkan obrolan yang terpotong. Dari saat itu kita kembali dekat sampai ke hari-hari berikutnya. Momen yang nggak akan aku lupakan adalah saat kamu memintaku untuk menjadi kekasihmu, dengan rasa gugup aku memberi jawaban klasik padamu “aku capek, nggak mau pacaran-pacaran lagi, kalau kamu mau. Langsung nikahin saja aku, datang ke rumahku, buktikan!” begitu jawabku.

Aku pikir kamu ilfeel atau marah atau menjauh atau apapun itu. Tapi justru sebaliknya, kamu mengiyakan itu dan berjanji akan datang menemui orangtuaku. Aku pun anggap itu hanya omong kosong. Tapi ternyata, seminggu setelah itu kamu datang kerumah mengahadap orangtuaku, memintaku untuk menjadi istrimu, membicarakan waktu lamaran sampai hari pernikahan. 

Di bulan ini, tgl 3 September 2017 kita telah disatukan dalam ikatan suci. Gelar paling indah yang akan aku dapat. Ya, menjadi seorang istri.

Halaman: 1 | 2

Rekomendasi

What do you think?

Written by admin

20200131 011446 resize 56

Menikah itu Tak Harus Tunggu Kaya, Yang Penting Mau Kerja dan Berusaha

IMG 20200131 203142 resize 3 compress50

Bahagianya Seorang Ibu Adalah Mendukung Impian Putra-putrinya