Ikhtisar – Stok Alat Perlindungan Diri (APD) di rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia mulai menipis akibat pandemi COVID-19.
Pada akhirnya, banyak fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang mengakali kelangkaan dengan menggunakan barang substitusi seperti jas hujan, ada pula yang mengharapkan sumbangan dari masyarakat.
Salah satu fasilitas kesehatan itu adalah RSUD Chasan Boesoirie. Padahal, RSUD Chasan Boesoirie adalah rumah sakit rujukan pemerintah untuk kasus COVID-19.
Salah seorang dokter rumah sakit itu menuturkan, hingga saat ini APD menjadi barang yang langka. Tak cuma itu, rumah sakit juga membutuhkan viral transport medium (vtm) yang biasa digunakan untuk mengambil swab dan thermal gun untuk mengukur suhu tubuh.
“Buat ini perang yang bisa kami menangkan, bukan misi bunuh diri. Terima kasih,” katanya lewat pesan WhatsApp, Selasa (24/3/2020).
RSUD Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara juga mengalami problem serupa. Maria Oratmangun, seorang perawat rumah sakit itu mengaku tengah kekurangan disposable gown, goggles, dan hand sanitizer.
RSUD Jailolo memang bukan rumah sakit rujukan untuk COVID-19, tapi ada banyak pasien dengan gejala COVID-19 yang mendatangi rumah sakit tersebut. Meski sebagian pasien telah dipindahkan ke rumah sakit rujukan, tapi jumlah pasien yang mengalami gejala COVID-19 kini terus bertambah.
Sesuai data, hingga Selasa tadi ada peningkatan isolasi diri sendiri dari 309 orang menjadi 699 orang, ODP dari 7 orang meningkat 16 orang. Sedangkan PDP dari 5 orang turun menjadi 4 orang dan status terkonfirmasi positif covid-19 1 orang,” ujar Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Malut
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rorano Maluku Utara mendesak Gubernur Maluku Utara untuk segera memfasilitasi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk petugas kesehatan yang bekerja di RSUD Chasan Boesoerie, Ternate, sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien wabah Coronavirus atau Covid-19.
“APD di RSUD sangat terbatas dan sesuai standard hanya sekali pakai. Tim CoVid19 RSUD Chasan Boesoerie berjumlah 12 sampai 14 orang, sehingga butuh banyak APD dan ini jadi prioritas,” ungkap Asghar Saleh, Direktur LSM Rorano.