Ikhtisar.net – Baru-baru ini, media sosial ramai membicarakan seorang tukang gas yang izin berhenti bekerja.
Tukang gas tersebut mengaku dirinya disemprot disinfektan setiap kali mengantar gas dan air mineral di sejumlah perumahan.
Ia menyebutkan, dirinya disemprot 32 kali dalam satu hari hingga bajunya basah kuyup.
Merasa tak nyaman, tukang gas itu pun mengirimkan pesan pada bosnya untuk mengundurkan diri.
“Maaf, Pak Wahyu, mulai besok saya tidak masuk kerja lagi.
Setiap kali saya antar tabung gas dan aqua ke customer, pas masuk perumahan, saya selalu disemprot disinfektan.
Baju saya sampai basah kuyup. Hari ini tadi saya disemprot 32 kali, Pak.
Kalau tiap hari begini terus, bukan virusnya yang mati, tapi saya yang mati, Pak,” begitu bunyi pesannya, seperti yang dikutip dari unggahan akun Twitter @zoelfick, Senin (30/3/2020) lalu.
Unggahan itu pun sontak menyita perhatian warganet.
Hingga Kamis (2/4/2020) pagi, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 12 ribu kali dan disukai lebih dari 21 ribu orang.
Seorang warganet, Ester Stevani, mengaku mengenal keluarga Wahyu, bos dari tukang gas tersebut.
Hal itu terlihat dalam kolom komentar, saat Ester membagikan percakapan di grup keluarganya.
Saat dikonfirmasi Tribunnews, Ester membenarkan bahwa anggota keluarganya mengenal istri Wahyu.
Ester juga mengatakan, kejadian itu terjadi di wilayah Cikarang, Jawa Barat.
“Ada, benar,” ungkapnya, Rabu (1/4/2020).
Namun, ia belum memastikan apakah tukang gas tersebut akhirnya benar-benar berhenti bekerja.
Dalam unggahan tangkapan layar yang Ester bagikan, saudaranya, Achel menuturkan bahwa Wahyu merupakan suami managernya.
Menurutnya, istri Wahyu juga menceritakan kejadian tersebut di kantor.
“Pak Wahyu itu suaminya manager gue!” kata Achel.
“Cerita tadi. Tukang aquanya Whatsapp suaminya, bilang kalau dia disemprot disinfektan udah 32 kali wkwkw. Nama suaminya manager gue Pak Wahyu,” sambung dia.
Disinfektan Bukan untuk Disemprotkan pada Manusia
Cerita ini pun sampai ke telinga Dokter Spesialis Paru RS Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan, Sp. P (K)., M. Sc., pH. D.
Erlina mengaku kaget ketika mengetahui ada yang menyemprotkan disinfektan pada manusia.
Ia bahkan pernah mengalaminya saat akan memasuki sebuah kantor.
Erlina yang sebelumnya tidak pernah mengetahui bahwa ada yang menggunakan disinfektan untuk menyemprot manusia itu pun terkejut dan langsung menolaknya.
Ia menceritakan, saat itu ia mengatakan bahwa dirinya bisa mengalami batuk-batuk dan sesak napas apabila disemprot menggunakan disinfektan.
“Jadi itulah saya akhirnya menyadari, loh ini kenapa menyemprot disinfektan ke makhluk hidup?” kata Erlina dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang diunggah di kanal Youtube Talk Show tvOne, Kamis (2/3/2020).
Menurut Erlina, disinfektan seharusnya bukan untuk disemprotkan pada manusia melainkan pada benda mati.
“Seharusnya disinfektan itu adalah untuk membersihkan permukaan, untuk benda mati, contohnya meja ini,” tutur Erlina.
“Kalau ada droplet artinya ada virus itu dibersihkan dengan disinfektan, bukan untuk benda hidup seperti manusia.”
“Kalau untuk manusia itu antiseptik, bukan disinfektan,” sambungnya.
Erlina juga menyampaikan, disinfektan memiliki sifat yang iritatif.
Bagi seseorang yang memiliki alergi, ia bisa mengalami iritasi dan gatal-gatal apabila disemprot disinfektan.
“Zat yang ada di disinfektan itu kan juga iritatif sifatnya jadi kalau mengenai tangan, kalau orang alergi kan bisa iritasi, gatal-gatal, kemudian juga kalau mengenai mata juga bisa iritasi,” jelasnya.
“Jadi memang harus hati-hati,” tambah dia.
Menurut Erlina, menyemprot disinfektan pada tubuh manusia untuk mematikan virus adalah anggapan yang salah.
Ia menegaskan, untuk mencegah terjadinya penularan virus corona (Covid-19), seseorang harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Selain itu, Erlina menyebutkan, seseorang juga perlu membiasakan diri supaya tidak menyentuh wajah.
“Waktu itu saya juga mempertanyakan kenapa saya disemprot, katanya untuk membunuh virus di baju, lah kalau begitu sih salah,” kata Erlina.
“Pertama salah karena disinfektan untuk tubuh, yang kedua adalah kalau ingin menghindari penularan, yang paling utama cuci tangan dan jadikan kebiasaan tidak menyentuh wajah.”
“Jadi, meskipun tangan kita tercemar, kalau kita tidak menyentuh wajah, hidung, mulut, dan mata inshaAllah virusnya gak masuk,” terangnya.
Dalam hal ini, Erlina pun menyampaikan sarannya pada pemerintah supaya melibatkan organisasi ketika akan melakukan intervensi.
“Kalau bisa ini organisasi profesi dilibatkan kalau ada intervensi-intervensi yang ingin dilakukan.”
“Contohnya kalau untuk disinfektan itu kan kita juga profesi ada perhimpunan Perdalin (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), bisa konsultasi dengan mereka,” kata Erlina pada Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman di acara ILC.
“Saya mengeti ini kan sesuatu yang baru, sangat dinamis, semua orang ingin berbuat sesuatu untuk menenangkan masyarkat, tapi kalau di tengah jalan ada hal yang seperti ini tentu juga bisa ada perubahan,” tambahnya.
Sumber: tribun.news